Selasa, 29 Desember 2020

Panca Maya Kosa Dalam Hindu

Gemuh Bali - Manusia merupakan mahkluk sosial dan spiritual. Manusia sebagai mahkluk biologis tentu memiliki susunan tubuh/ anatomi tertentu. Manusia sebagai mahkluk sosial  juga memiliki anatomi sosial. Pembagian ini sebagaimana sudut pandangan kita melihat. Susunan tubuh secara sosial tidak kita bahas dalam artikel ini. Melainkan lapisan tubuh secara spritual.



Dalam filsafat Hindu tubuh manusia terdiri atas badan kasar (Sthula sarira) dan badan halus (sukma sarira)/sang roh/jiwa/atman. Badan kasar adalah badan yang kita lihat secara kasar dan bila dianalogikan sama dengan badan biologis (lapisan yang bisa dilihat secara nyata oleh panca indra).

Dalam Hindu dikenal adanya lima lapisan tubuh yang disebut Panca Maya Kosa yang artinya lima lapisan tubuh spiritual yang membungkus badan manusia. Penjelasan tentang panca maya kosa ini diuraikan secara indah dalam upanisad. Kelima panca maya kosa tersebut adalah sebagai berikut.


  • Annamaya Kosa
  • Lapisan badan ini merupakan lapisan paling luar dari tubuh yang terbentuk dan tumbuh dari makanan. Lapisan badan ini juga dikenal sebagai badan kasar (sthula sarira)/badan biologis kita. Dalam filsafat Hindu, komponen annamaya kosa terdiri atas kelima alat pengamatan/persepsi dan kelima alat untuk bereaksi atau bertindak yaitu jnana indriya dan karma indriya. Kerangka badan, otot, tulang dan semua organ yang bersifat nyata pada tubuh manusia merupakan lapisan annamaya kosa.

    • Pranamaya Kosa

    Berdampingan dengan annamaya kosa adalah pranamaya kosa sebagai sarung vital. Lapisan inilah yang memberikan nafas/energi yang menggerakkan lapisan annamaya kosa karena lapisan ini merupakan lapisan nafas atau prana/energi.

    • Manomaya Kosa

    Sesuai dengan katanya manomaya kosa adalah lapisan manah/pikiran yang membungkus jiwa/atman yang lebih dalam dari pranamaya kosa. Sarung ini juga disebut sarung kekuatan mental atau sarung susunan psikis.

    • Vijnanamaya Kosa

    Lebih dalam lagi adalah lapisan vijnanamaya kosa yaitu lapisan sarung pengertian atau sarung pengetahuan sejati yang membungkus jiwa yang berupa akal budi. Pengetahuan ini adalah pengetahuan sang diri sejati/Jiwatman. Lapisan ini bisa dibilang sebagai kapsul yang paling kecil membungkus ananda maya kosa yaitu pengertian transenden sedangkan ananda maya kosa sendiri merupakan kebahagiaan transenden.

    • Anandamaya kosa

    Lapisan inilah yang paling dalam membungkus dan paling dekat dengan sang diri sejati/Jiwatman. Lapisan ini adalah himpunan dari sejumlah kondisi kebahagiaan/kebahagiaan transenden.
  • Kedua lapisan terakhir yaitu Vijnanamaya kosa dan anandamaya kosa bersifat non material atau non prakerti. Keduanya berada bersama dalam arti bahwa yang satu tak dapat dipisahkan dari yang lainnya. Diantara kelima kosa tersebut merupakan lapisan yang saling ketergantungan satu sama lain dan saling bereaksi. 

    Pranamaya kosa atau sarung daya vital menghubungkan manomaya kosa dengan annamaya kosa dan begitu pula manomaya kosa juga menghubungkan annamaya kosa dan pranamaya kosa dengan vijnanamaya kosa dan anandamaya kosa. 

    Jadi manomaya kosa berdiri diantara kosa-kosa yang bersifat prakrti dan non prakrti/purusa. Manamaya kosa merupakan garis perbatasan diantara keduanya. Jadi manomaya kosa/pikiran sangat penting peranannya dalam mengelola spiritual anda. Dalam hal ini pikiran yang memberikan arah kemajuan spiritual.

    Pengetahuan tentang panca maya kosa sangat penting peranannya dalam praktek yoga secara universal. Dan ini adalah syarat mutlak untuk mencapai tujuan yoga yaitu mencapai suatu kebahagiaan yang transenden/Samadhi. Sama halnya dengan seorang dokter harus menguasai sistem anatomi tubuh seorang manusia sebelum anda menjadi seorang dokter sejati.

Makna Purnama Tilem Dalam Hindu

Guss Eka - Gemuh Bali.Umat Hindu memiliki hari raya yang didasarkan pada sasih/ bulan yaitu Purnama dan Tilem. Hari suci ini dirayakan setiap 15 hari sekali dalam setiap bulannya, pada hari Purnama umat Hindu memuja Sang Hyang Chandra dan pada hari raya Tilem Umat Hindu memuja Sang Hyang Surya.


Perayaan purnama tilem ini merupakan penyucian terhadap Sang Hyang Rwa Bhinneda yaitu Sang Hyang Surya dan Chandra. Pada waktu gerhana bulan beliau dipuja dengan Candrastawa (Somastawa) dan pada waktu gerhana matahari beliau dipuja dengan Suryacakra Bhuwanasthawa.
Hari Purnama, sesuai dengan namanya, jatuh setiap malam bulan penuh (Sukla Paksa) sedangkan hari Tilem dirayakan setiap malam pada waktu bulan mati (Krsna Paksa). Keduanya merupakan manifestasi dari Hyang Widhi yang berfungsi sebagai pelebur segala kekotoran (mala). Pada kedua hari ini hendaknya diadakan upacara persembahyangan dengan rangkaiannya berupa upakara yadnya.
Sloka yang berkaitan dengan hari Purnama dan Tilem dapat ditemui dalam lontar Sundarigama yang mana disebutkan:
‘Muah ana we utama parersikan nira Sang hyang Rwa Bhineda, makadi, Sanghyang Surya Candra, atita tunggal we ika Purnama mwang Tilem. Yan Purnama Sanghyang Wulan ayoga, yan ring Tilem Sanghyang Surya ayoga ring sumana ika, para purahita kabeh tekeng wang akawangannga sayogya ahening-hening jnana, ngaturang wangi-wangi, canang biasa ring sarwa Dewa pala keuannya ring sanggar, Parhyangan, matirtha gocara puspa wangi”
Artinya:
Ada hari-hari utama penyelenggaraan upacara persembahyangan yang sejak dulu sama nilai keutamaannya yaitu hari Purnama dan Tilem. Pada hari Purnama, bertepatan dengan Sang hyang Candra beryoga dan pada hari Tilem, bertepatan dengan Sang hyang Surya beryoga memohonkan keselamatan kepada Hyang Widhi. Pada hari suci demikian itu, sudah seharusnya kita para rohaniawan dan semua umat manusia menyucikan dirinya lahir batin dengan melakukan upacara persembahyangan dan menghaturkan yadnya kehadapan Hyang Widhi.
Pada hari Purnama dan Tilem ini sebaiknya umat melakukan pembersihan lahir batin dengan mengadakan persembahyangan puja bhakti kehadapan Hyang Widhi untuk memohon anugerah.
Sebelum melakukan puja umat hendaknya melakukan pembersihan badan dengan air lebih dulu karena kondisi bersih secara lahir dan batin ini sangat penting, karena dalam jiwa yang bersih akan muncul pikiran, perkataan dan perbuatan yang bersih pula. Kebersihan juga sangat penting dalam mewujudkan kebahagiaan, terutama dalam hubungan dengan pemujaan kepada Hyang Widhi.
Tilem
Hari Tilem adalah merupakan Prabhawa dari Sang Hyang Rudra sebagai perwujudan Sang Hyang Yamadipati (Deva kematian) yang memiliki kekuatan pralina (Pamuliha maring sangkan Paran). Umat Hindu secara tekun melaksanakan persembahan dan pemujaan kehadapan Sang Hyang Widhi. Persembahan hari Tilem dimaksudkan agar umat Hindu yang tekun melaksanakan persembahan dan pemujaan pada hari Tilem, ketika meninggal rohnya tidak diberikan jalan yang sesat (neraka), namun sebaliknya agar diberikan jalan ke swarga loka oleh Sang Hyang Yamadipati (lontar Purwana Tattwa Wariga).
Menurut petunjuk sastra Agama Hindu “Lontar Purwa Gama” menuntun umat Hindu agar selalu ingat melaksanakan suci laksana, khususnya pada hari Purnama dan hari Tilem, untuk mempertahankan serta meningkatkan kesucian diri, terutama para Wiku, untuk kesejahteraan alam beserta isinya karena semua mahluk akan kembali ke hadapan yang Maha Suci, tergantung dari tingkat kesucian masing-masing.
Proses penyucian diri, menurut petunjuk Sastra Agama yang penekanannya pada, “Suci Laksana”, karena pada pelaksanaannya mengandung makna yang sangat tinggi, dalam arti pada penekanan tersebut sudah terjadi penyatuan dari pelaksanaan Catur Yoga, sehingga atas kekuatan dari Catur Yoga tersebut dapat menyucikan Stula Sarira (badan Kasar), Suksma Sarira (badan halus) dan Antahkarana Sarira (Atma), yang ada pada diri manusia khususnya umat Hindu.
Purnama
Pada umumnya di kalangan umat Hindu, sangat meyakini mengenai rasa kesucian yang tinggi pada hari Purnama, sehingga hari itu disebutkan dengan kata “Devasa Ayu”. Oleh karena itu, setiap datangnya hari-hari suci yang bertepatan dengan hari Purnama maka pelaksanaannya disebut “Nadi” tetapi sesungguhnya tidak setiap hari Purnama disebut ayu tergantung juga dari Patemon dina dalam perhitungan wariga.
Di dalam Lontar “Purwana Tattwa Wariga” diungkapkan sebagai berikut:
“Risada Kala patemon Sang Hyang Gumawang Kelawan Sang Hyang Maceling, mijil ikang prewatekening Dewata muang apsari, saking swargo loko, purna masa ngaran”.
Maksud Lontar di atas, bahwa Sang Hyang Siva Nirmala (Sang Hyang Gumawang) yang beryoga pada hari purnama, untuk menganugerahkan kesucian dan kerahayuan (Sang Hyang Maceling) terhadap seisi alam dan Hyang Siva mengutus para Deva beserta para Apsari turun ke dunia untuk menyaksikan persembahan umat manusia khususnya umat Hindu kehadapan Sang Hyang Siva.
Oleh karena itulah disebut Piodalan nadi, Galungan nadi, sehingga ada penambahan terhadap volume upakaranya. Selain itu karena Hyang Siva merupakan Dewanya Sorga, maka umat Hindu selalu tekun menghaturkan persembahan serta memujanya kehadapan Hyang Siva setiap datangnya hari Purnama dengan harapan bagi umat Hindu agar nantinya setelah ia meninggal, rohnya bisa diberikan tempat di Sorga, atau kembali ke alam moksha.

Minggu, 27 Desember 2020

Yayasan Relawan Bali - Andy Karyasa Wayan Berbagi Senyum

YRB - Bangli,27 Desember 2020.

Dipenghujung tahun 2020 Yayasan Relawan Bali - Andy Karyasa Wayan melakukan kegiatan dalam BERBAGI SENYUM bersama 250 anak asuh Yayasan diseputaran Kabupaten Bangli.Dari kesekian anak-anak tersebut merupakan anak yatim/piatu dari keluarga tidak mampu.udah digelar dengan lancar. 


Rasa syukur yang amat dalam setiap kali selesai melakukan kegiatan. Seperti halnya hari ini rasanya sangat lega dan tentunya dirasakan oleh semua relawan juga.

Dalam kegiatan tersebut Yayasan Relawan Bali menyalurkan lebih dari 125.000.000 untuk sekitar 250 anak yatim / anak dari keluarga kurang mampu. Bantuan diserahkan berupa :

✓ Paket Sembako

✓ Makan Siang

✓ Tunai tiap anak Rp 250.000

✓ Pelunasan SPP 17 anak SMA/SMK

✓ Bingkisan

Dalam kesempatan itu pula Andy Karyasa Wayan menyampaikan rasa terimakasih yang amat dalam kepada semua pihak yang telah ikut membantu kelancaran kegiatan hari ini tanpa bisa saya sebut satu persatu. Hal kecil yang kita lakukan hari ini tentunya akan mampu membuat senyum di wajah anak anak.



Rangkaian kegiatan sepanjang tahun 2020 ini yang begitu padat dan penyaluran bantuan mencapai 2,5 Milyar rupiah. Tentu semua adalah berkat dukungan dari semua orang yang memiliki kepedulian terhadap sesama.

Kegiatan Berbagi Senyum dilakukan sesuai protokol kesehatan dan sudah menjadap ijin dari pihak-pihak terkait.

Yayasan Relawan Bali

Rabu, 23 Desember 2020

Pasien Stroke Sembuh Dengan Madu Kela.

 

  •  


    Anda sudah pernah dengar atau mencoba madu Kela / Trigona,? Lebah Kela/Trogona masih termasuk keluarga lebah, namun lebih kecil dan tidak menyengat, bersarang di batang kayu /pondasi  Meskipun kela menghasilkan madu dalam jumlah yang sedikit, bukan berati madu ini memiliki manfaat atau khasiat yang sedikit pula jika dibandingkan dengan lebah pada umumnya. Kela/Trigona ini menghasilkan madu dan propolis yang kaya dengan antioksidan. Berbeda sedikit dengan madu biasa, madu kela/Trigona ini memiliki rasa yang sedikit asam dan berwarna lebih cerah/pucat sesuai dengan musim bunga saat itu.

    Madu kela/Trigona sangat bagus diminum untuk menjaga kesehatan, dan juga berkhasiat menyembuhkan sejumlah penyakit, salah satunya stroke karena diperkaya vitamin B dan antioksidan yang dapat membantu melancarkan aliran darah ke semua bagian tubuh. Tentunya selain rajin mengonsumsi madu, perbaikan pola makan, menghindari garam, dan rutin berolahraga adalah juga upaya penting dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit stroke.

    Lebah Kela/Klanceng selain dapat berburu dihutan lebah ini juga dapat di pelihara atau dibudidaya di rumah.

Selasa, 22 Desember 2020

Yayasan Relawan Bali Bantu Biaya Pendidikan Anak kurangMampu

 Info Yayasan Relawan Bali - Andy Karyasa Wayan 


Kerambitan,22 Desember 2020.


Pelunasan biaya pendidikan untuk adik Ni Komang Ayu Nopitasari dari empat bersaudara anak dari I Wayan Juliyastawa.(19


83) yang mengalami sakit stroke lebih dari 2 tahun,semejak Wayan Juli sakit,ibu dari Komang Ayu pulang ke rumah bajang.

Untuk biaya kehidupan sehari-hari keluarga hanya mengandalkan hasil keringat dari kakek/nenek sebagai buruh tani.

Dalam kesempatan ini Yayasan Relawan Bali - Andy Karyasa Wayan membantu membayar sisa tunggakan sekolah Komang Ayu Nopitasari sebesar Rp,750.000


Catatan : 

√Mari membantu tanpa menyalahkan pihak manapun.

√Murni kemanusian tanpa ada unsur kepentingan apapun.


Terima kasih donatur,

Terima kasih admin,

Terima kasih relawan,


#MamudjaSarwaPrani

#RelawanBali

Mantan Bupati Tabanan Di Tahan KPK

Mantan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti terjerat kasus dugaan korupsi pengurusan Dana Insentif Daerah (DID), Tabanan, Bali tahun 2018 b...

Adzense