Jumat, 18 September 2020

Manfaat Madu Klanceng

 



Diantara Khasiat Madu Klanceng:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh 2. Meningkatkan hormon 3. Menyuburkan peranakan 4. Baik untuk penderita hypertensi 5. Sangat baik untuk penderita jantung" 6.Mengobati penyakit maag akut 7.Mencegah Stroke 8.Memperlancar peredaran darah  9.Membantu pembentukan darah 10.Meningkatkan hormon 11.Memperbaiki sel tubuh yang rusak  12.Dapat digunakan sebagai pelembab kulit 13.Mengembalikan kebugaran tubuh 14.Mengendurkan bagian syaraf yang tegang 15.Menghilangkan rasa letih 16.Membunuh bakteri 17.Meningkatkan kecerdasan anak  18.Dapat dikonsumsi penderita diabetes melitus  19.Membantu masa penyembuhan pasca operasi 20.Mencegah kanker/anti kanker 21. Melindungi tulang dari osteoporosis.

Pemesanan WA : 081338541173

Senin, 14 September 2020

Sejarah Dan Mitologi Galungan

 

Sejarah Galungan


Gemuh Bali - Sejarah Hari Raya Suci Galungan terkait erat dengan mitologi Hindu-Bali.Didalam naskah Purana Bali Dwipa, Galungan pertamakali dirayakan pada malam bulan purnama tanggal 15, tahun Saka 804 atau 882 Masehi.



Namun, ritual perayaan ini sempat terhenti selama bertahun-tahun. Akibatnya, raja-raja yang berkuasa di Bali kala itu banyak yang wafat dalam usia muda. Selain itu, Pulau Dewata juga terus-menerus diguncang berbagai bencana, demikian dikisahkan dalam Lontar Sri Jayakasunu.


Hingga akhirnya, pada masa pemerintahan Raja Sri Jayakasunu, perayaan Galungan diadakan kembali. Awalnya, sang raja heran mengapa raja-raja sebelumnya berumur pendek dan Bali sering dilanda musibah

Raja Sri Jayakasunu pun bersemedi. Dalam pertapaannya, ia mendapat bisikan yang dipercaya berasal dari Dewi Durga. Dari wangsit itu, terkuak alasan mengenai berbagai keanehan yang terjadi selama ini, yaitu karena rakyat Bali sudah melupakan peringatan Galungan.


Atas perintah Raja Sri Jayakasunu, perayaan Galungan kembali dihidupkan, dan terus diadakan secara turun-temurun hingga saat ini. Meskipun bagi sebagian orang sejarah Hari Raya Galungan barangkali dianggap kurang bisa dilogika, umat rakyat Hindu-Bali sangat mempercayainya.


Mitologi Galungan


Ada kisah berbalut mitos yang dipercaya oleh umat Hindu-Bali tentang awal mula perayaan Galungan. Tulisan I Gede Marayana yang terhimpun dalam buku Galungan Naramangsa (2005) memaparkan mengenai mitos ini.

Secara mitologi, tulis Marayana, dahulu di Bali ada seorang raja angkara murka bernama Mayadenawa. Raja yang sangat sakti ini kerap berbuat adharma atau kejahatan. Dengan kesaktiannya, Mayadenawa tak hanya menguasai Bali, tapi juga Pulau Lombok, Blambangan (Banyuwangi), bahkan hingga tanah Bugis (sebagian Sulawesi).

Lantaran merasa paling sakti, Mayadenawa memerintahkan rakyatnya untuk menyembah dirinya. Dewa-dewa dilarang disembah, bahkan banyak pura dan tempat peribadatan yang dihancurkan atas perintah raja lalim itu.


Kelakukan Mayadenawa yang sudah melampaui batas membuat rakyat resah. Hingga akhirnya, seorang pemuka agama yang juga Pemangku Agung Pura Besakih bernama Mpu Sangkul Putih bersemedi untuk memohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa.


Mpu Sangkul Putih akhirnya mendapat ilham. Ia diberi petunjuk agar pergi ke Jawa Dwipa atau India untuk meminta bantuan. Mpu Sangkul Putih melaksanakan wangsit yang didapatnya itu, dan akhirnya mendapat bantuan. Menurut mitologinya, bantuan itu diberikan oleh Dewa Indra, dewa yang menguasai cuaca.


Singkat cerita, terjadilah pertempuran hebat antara kubu Mayadenawa dan pasukan milik Dewa Indra. Pasukan pimpinan Mayadenawa kewalahan. Raja yang kejam itu beberapa kali melakukan tindakan licik. Namun, tetap saja Mayadenawa kalah.


Mitologi inilah yang menjadi dasar peringatan Hari Raya Galungan, bahwa dharma atau kebaikan akan mampu mengalahkan adharma alias kejahatan.


Jumat, 04 September 2020

Kanda Pat Sari


Gemuh Bali - Ini adalah ajaran utama, panugrahan Ida Bhatara Dalem. Yang disebut "sarining kanda pat tanpa sastra". Banyak sekali gunanya. Bila ditempatkan di dalam rumah, berguna untuk menjaga rumah dan orang-orang sekeluarga. Segala perbuatan orang jahat dapat ditolaknya. Segala mara bahaya disingkirkan olehnya. Apabila kita dapat memahami isi ajaran ini, bisa menjadi sari patinya mantra, juga mencapai nirwana. Serta dapat melepaskan derita para leluhur semuanya. Bila untuk menyucikan diri sendiri, tercapailah adanya bila kita bhakit dan hormat kepada Beliau, dapat memberikan kesaktian, yang tak dapat terkalahkan oleh segala mantra. Mantra yang berasal dari seratus lontar, dikalahkan oleh ucapan secakep. Tutur seratus cakep lontar, ditundukkan oleh satu bentuk saji. Banten seratus jenis, dikalahkan oleh satu jenis dulang.

Demikianlah utamanya sifat dari orang yang memahami ajaran ini. Tetapi jangan dilecehkan dan disebarluaskan kepada orang yang tidak sepatutnya. Bila dilecehkan musnahlah segala kegunaannya, dan menjadi bumerang bagi penganutnya. Dan kemudian menyakiti diri sendiri, seperti; gila, marah-marah, boros, sakit secara mendadak, sakit lepra, buta serta pendek umurnya. Demikianlah janji Bhatara Dalem, terhadap mereka yang mengikuti ajaran ini. Bila disiplin mengikuti ajaran ini, dapatlah dicapai segala yang dicita-citakan dan disayang oleh para Dewata.


  • Inilah janji Bhatara Dalem
Bila bercita-cita menjadi orang bijaksana, dan dicintai oleh sesame makhluk hidup di Dunia, jangan menyimpang dari tata krama kehidupan ini. Kelak, apabila telah pandai, hendaknya tetap rendah hati. Jangan lupa belajar hidup prihatin, mencari nafkah dengan halal, agar selagi hidup beroleh manfaat. Sekali pun pandai, tetapi bila kurang rajin, akibatnya kurang baik. Lagipula hendaknya selalu berlatih kecerdasan hati, paham akan sasmita, isyarat, lambang, perubahan air muka, dan lain-lain, ini diibaratkan mengadu kekuatan diri.

Dalam menuntut ilmu jangan kepalang tanggung, harus berani mengatasi berbagai rintangan, jangan berhenti di tengah jalan. Seseorang yang telah menguasai diri sendiri dan memahami segala macam ilmu, lahir dan batin, disebut jadma luwih atau sujana.

Seterusnya agar harus dipahami kekotoran tubuh. Jangan besar mulut, jika berbicara jangan sembarangan, perkataan terhadap sesama jangan curang-bogbog-membohongi orang. Jangan pula jail, angkuh, sombong, congkak, dan takabur. Hindarilah semua itu. Supaya tidak mendapat celaka, jangan sembrono. Barang siapa culas, akan sengsara, sedang kesulitan. Lagi pula jangan cemas, bimbang dan ragu sebab barang siapa cemas, bimbang dan ragu, akan dibelenggu iblis, dan setan gentayangan. Sedang barang siapa angkuh, sombong, iri dengki, akan dihukum Hyang Widhi, pasti akan rusak batinnya.

Di samping itu hendaknya diketahui adanya 4 macam bhuta, yakni Anggapati, Mrajapati, Banaspati, Banaspati Raja Adalah merupakan simbol nafsu. Siang dan malam nafsu-nafsu tersebut berperang memperebutkan keutamaan. Nafsu putih diserang 3 nafsu lainnya. Jika nafsu putih mau sadar, mengajak mengurangi makan, tidur dan senggama, agar bisa menekuni ilmu, tetapi nafsu hitam dibantu merah dan kuning melawan nafsu putih, dan tidak mau diajak berbuat baik, itulah yang disebut perang siang malam.

Waspadalah dan ketahuilah sifat masing-masing nafsu, mana diantara sifat itu yang layak diturut. Jauhilah nafsu hitam, merah dan kuning, kendalikan dengan kuat, dengan sraddha dan bhakti. Itu laku terpuji. Kembangkanlah nafsu putih agar bersatu dengan empat sukma yang berada di alam gaib.Disitulah tempatnya hati suci, sebagai sukma luhur, sukma purba, sukma langgeng, dan sukma wisesa. Mereka mengendalikan keempat macam nafsu. Nafsu merah memuja sukma langgeng, nafsu hitam memuja sukma purba, sedang nafsu kuning dikuasai sukma wisesa. Ketiga nafsu tersebut diperintahkan agar menyamun-menggoda hidup manusia-hingga hidup selalu menjadi celaka. Nafsu putih suksma luhurlah pujaannya. Jika nafsu putih sudah dekat dengan Tuhan, terbukalah jalan menuju kebahagiaan dan kemujuran. Apabila tekun mempelajari ilmu, cita-cita pasti akan tercapai, mendapat kekuasaan, kebahagiaan dan kemuliaan.

Demikianlah tingkah laku manusia terpuji. Jadikanlah Bhuta Anggapati, Mrajapati, Banaspati, dan Banaspati Raja sebagai prajurit untuk menghadapi musuh. Kuasailah, sebab apabila tidak disadari, akan mengajak rusuh, mengganggu, mengacau, pasti tubuh akan menjadi rusak. Semua bhuta itu akan datang mengganggu pada saat melakukan yoga Samadhi atau meditasi. Kelak apabila melihat bayangan berwarna hitam, berarti Bhuta Banaspati Raja yang datang menggoda. Jika tampak bayangan warna kuning Bhuta Banaspati yang datang menggoda. Mereka semua mengajak ke kesesatan.

Barang siapa mendapat Panugrahan Dalem akan melihat warna putih selebar rambut, itu sukma luhur, cahaya sejati atau Wisnu, nyata-nyata utusan Tuhan. Maka waspadalah selalu, agar selamat sejahtera. Bila sudah mendapat Panugrahan Dalem, hendaklah berbudi mulia, berbuatlah kebajikan, sebatas kemampuan.

Ajaran Kanda Pat Sari

Inilah ajaran Kanda Pat Sari;
  • Kanda = tutur; petuah; cerita; tetingkah; kesaktian; kasidian; kawisesan. 
  • Pat = empat. 
  • Sari = utma. Jadi Kanda Pat Sari berarti empat macam ajaran yang utama tentang kesaktian, kesidian dan kawisesan. 


 

Mantan Bupati Tabanan Di Tahan KPK

Mantan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti terjerat kasus dugaan korupsi pengurusan Dana Insentif Daerah (DID), Tabanan, Bali tahun 2018 b...

Adzense